Cinta
di Rumah Sakit
Di sebuah sekolah ternama, SMP
Mutiara Surabaya. Vani sedang mengajar siswa MOS kelas 7 di kelas 7A. Tiba
tiba, datang seorang cowok menghampirinya.
“My baby
Vani…..”
“Eh, my dear
Agi……”
“Lagi apa
say??”
“Ini, lagi
ngajar adik-adik kelas…. Sayang kangen yah??”
“Aku kangen
banget sama my baby Vani….”
Sontak, semua adik-adik kelas 7 ramai, melihat tingkah laku kakak
kelasnya. Ada juga yang diam, tak merespon. Salah satu adik kelas ada yang
berteriak.
“Ciyyee…. Kak
Vani, so sweet……”
“Apa sih dek….
Hehe…..”
“Siapa sih itu
kak???”
“Oh, kenalin
juga dek. Ini pacar kakak, namanya Kak Agi”
“Kak, boleh
aku kenalan sama kak Agi?? Kak Agi, namaku Anggi. Kak Agi ganteng yah….”
“Iya dek,
makasih atas pujiannya…. Kakak jadi malu….”
“Oh ya, my
baby Vani, ntar jam 3 sore, kita jalan-jalan yah…..”
“With
pleasure, my dear….”
“Iya udah, aku
mau ke kantin dulu. Bye-bye my baby Vani…”
“Iya, bye-bye
my dear Agi….”
Cowok itu keluar dari kelas 7A. Vani pun mengajar adik-adiknya lagi.
Dalam hati, Anggi berpikir, ia akan merebut Kak Agi dari Kak Vani. “Suatu saat,
aku pasti mendapatkan dia.”
….
3
hari MOS pun usai. Agi pergi ke perpustakaan. Ternyata, Anggi mengetahuinya.
Dia pun ikut pergi ke perpustakaan. Sesaat setelah Agi mendapatkan buku, ia pun
mulai membaca buku itu di meja tengah perpustakaan. Anggi pun menghampirinya.
“Kak Agi….
Lagi baca buku apa kak??”
“Lagi baca
buku tentang Daur Ulang Sampah. Ini dek Anggi kan??”
“Iya kak,
masak lupa…. Oh ya kak, kenapa kakak itu pacaran sama kak Vani?? Kak Vani itu
orangnya suka marah-marah, suka cerita jelek tentang keburukan kakak…”
Tak disangka, tak dinyana. Vani berada di perpustakaan itu juga. Dia
mau menghampiri Agi, tetapi, dia sedang bicara berdua dengan Anggi. Akhirnya,
Vani mengintip dibalik rak buku. Dia mencoba untuk mendengarkan apa yang mereka
bicarakan.
“Iya kah
dek??”
“Iya kak,
kemarin dia itu cerita yang buruk tentang kakak. Dia sebenarnya nggak tulus
sayang sama kakak.”
“Aku nggak
percaya dek. Kakak udah lama pacaran 3 tahun dengan dia. Dia itu perhatian dek,
nggak seperti yang kamu pikirin.”
Karena tak kuasa menahan emosinya, Vani langsung menghampiri Agi dan
Anggi dan menggebrak meja. “Braaakkk!!!!”
“Dek, apa
maksud kamu jelek-jelekin kakak didepan Kak Agi??”
“Eh, kak
Vani…. Kenapa kak, kok marah-marah”
“Nggak usah
pura-pura lagi, ternyata, hati mu itu licik!!!”
“Oke.
Sekarang, Kamu Agi, nggak usah ngomong lagi, kamu udah percaya sama dia. Mulai
sekarang, kita putus!!!!!!!!”
“My baby Vani,
nggak. Aku nggak mau kita putus. Dengerin penjelasan aku dulu…. Aku nggak….”
“Nggak
apa??!!!! Nggak percaya lagi kan sama aku, karena mulut si dia!!!!”
Eh kak, kenapa
kakak jadi salahin aku… Aku kan nggak salah apa-apa.”
“Mulut kamu
masih bilang nggak salah!!!! Plaakk!!!!” Dia pun menampar Anggi.
“Apa kak!!!! Main
tampar aja!!!!!!” Anggi pun menampar balik Vani. “Plaakk”
“Dasar kamu,
nggak tau diri!!!” Vani menampar Anggi, tetapi dicegah Agi.
“Udah, udah….
Kita bisa selesaikan ini baik-baik…..”
“Terus, bela
aja Anggi!!! Lepasin!!!” Vani pun lari ke kelasnya. Agi mengejar, tetapi,
tangannya ditarik Anggi. “Sudahlah kak…. Jangan dikejar….”
Agi pun hanya terdiam. Dalam
hatinya, ia tak ingin putus dengan Vani, yang selama ini mengisi hatinya…..
……
Vani lari dengan terengah-engah, nangis….. Tak
kuat lagi, harga dirinya seperti diinjak-injak. Dia pergi ke kamar mandi sampai
jam sekolah usai. Dia menangis, menangis, dan menangis…..
……
Jam
sekolah pun usai. Vani baru keluar dari kamar mandi. Dia bertemu dengan
sahabatnya, Nyuri.
“Hey, kamu
habis dari mana…..”
“Dari kamar
mandi. Sorry, aku harus pulang sekarang. Bye-bye….”
“Bye-bye juga,
hati-hati yah….”
Vani langsung menaiki motornya, tanpa menunggu Agi. Tiba-tiba, Agi
teriak dari belakang.
“My baby Vani,
kita bareng pulangnya….”
Vani tak merespon apa-apa. Dia langsung
pergi begitu saja. Agi pun terdiam. Dia putus asa. Dia tak mengejar Vani.
…..
Ditengah
jalan Vani tak bisa mengendalikan pikirannya. Dia tak sepenuhnya konsentrasi
dijalan. Karena tak terkendari, akhirnya sewaktu dia belok ke kanan, dia tak
melihat kaca spion nya, yang ternyata dibelakangnya adalah sebuah mobil Avanza.
“Braaaakkkkk!!!!!!!!!”
3 hari kemudian,….
Berita
Vani tertabrak oleh mobil Avanza terdengar di telinga Agi, kekasih Vani. Agi
kaget, mendengar berita itu dari teman
Vani.
“Apa?? Vani
kecelakaan??? Tertabrak??? ” katanya
“Iya Gi, kamu
harus cepet-cepet jenguk dia…. Dia pasti butuh kamu….” Kata Nandya, teman Vani
Anggi yang mendengar bahwa Vani, kakak kelasnya itu kecelakaan, tak
percaya. Dia menghampiri Agi.
“Apa kak???
Kak Vani kecelakaan??? Dimana kak???”
“Bukan saatnya
cerita dek!! Kakak mau jenguk dia!! Dimana Vani dirawat, Nan??”
“Di rumah
sakit Husada Gi.” Kata Nandya.
“Kak, aku
ikut. Aku mau jelasin semuanya ke Kak Vani.”
“Ayo dek,
cepat….”
Agi dan Anggi bergegas ke rumah sakit. Sampai disana….
“Permisi mbak,
mau nanya. Ruangan pasien yang bernama Vani Rangga Wijaya dimana ya mbak???
Korban tabrakan mbak….” Tanya Agi pada petugas administrasi
“Pasien yang
bernama Vani Rangga Wijaya?? Di ruangan ICU Mas. Dari sini belok kanan,
kemudian belok kiri. Disitu ruangan ICU.”
“Terima kasih
mbak.”
“Sama-sama
Mas.”
Agi berlari menuju ruang ICU. Belum sampai disana, dia bertemu dengan
Nyuri, sahabat Vani.
“Nyuri, dimana
Vani???”
“Dia lagi
diruang ICU. Tangannya patah.”
“Ya Tuhan…..
Vani……..” Dia mulai berlari menuju ruang ICU
“Nggak!! Kata
dia, kamu nggak boleh ketemu dia lagi. Apalagi dengan Anggi”
“Kak, maafin
aku. Gara-gara aku, kak Vani jadi gini…”
“Udahlah,
nggak usah sok manis lagi!! Hatimu itu licik!!” sela Nyuri
“Udah-udah….
Bukan saatnya berantem… Aku pengen ketemu dia!!!” dia lari ke ruang ICU
…..
Sampai didepan ruang ICU,…
“Ternyata,
kamu Agi, penyebab Vani kecelakaan…. Kamu tak bisa menjaganya…. Om kecewa
padamu!!!” papa Vani yang tiba-tiba marah kepada Agi. Agi hanya menunduk, diam.
Anggi pun angkat bicara
“Om, maafkan
Anggi. Sebenarnya saya yang menyebabkan kak Vani kecelakaan. Saya ingin kak
Vani putus dengan kak Agi, agar saya bisa mendapatkan kak Agi… Sekarang saya
mau jelasin ke kak Vani”
“Dasar anak
nggak tau diri!!!” papa Vani marah
“Sudah-sudah
pa… jangan marah-marah…. Ini rumah sakit……. Malu pa……. Nanti biarkan Anggi
menjelaskan semuanya…….” Mama Vani menenangkan suasana.
Suasana pun hening kembali.
Terdengar suara Vani dari ruang ICU yang baru siuman
“Aku
dimana…….. Pa, Ma….. Vani dimana….”
Papa dan Mama Vani langsung lari
menuju kamar Vani
“Sayang….
Papa, Mama disini. Kamu ada di rumah sakit. Sayang masih ngrasa sakit??” papa
Vani mengajak bicara Vani dengan tenang.
“Ini pa,
tangan Vani agak nyeri. Kok agak susah digerakin pa??”
“Sayang, kamu
habis kecelakaan. Tangan kamu patah. Tetapi, sudah dioperasi. Sekarang tak
apa-apa.”
Tok… tok… tok…. Suara orang
mengetuk pintu dari luar.
“Masuk” kata
papa Vani
“Vani, kamu
tak apa-apa sayang??” kata Agi
“Udah lah Agi,
kamu nggak usah sok peduli lagi padaku!!!!!! Kamu keluar!!!” teriak Vani
“Tap, tapi,
tapi Van…”
“Pergiiii!!!!!!”
“Sayang, coba
dengarkan Agi. Dia ingin menjelaskan semuanya padamu……”
“Tapi pa…”
“Coba
dengarkan dia… Kamu bicara berdua dengannya. Papa akan keluar.”
…..
“Buat apa kamu
kembali lagi??”
“Vani, aku
cuma sayang sama kamu. Aku tak percaya apa yang dikatakan Anggi. Kita sudah
pacaran 3 tahun. Aku tau sifat kamu itu seperti apa. Kamu tak seperti yang dia
bilang. Vani itu orangnya baik, cantik, ramah, tak suka marah, murah senyum.
Vani adalah orang yang sempurna dimata Agi…..”
“Nggak Agi,
enggak…..”
“Vani, dengar
Agi. Agi cuma sayang sama Vani, Agi hanya cinta sama Vani…..” kata Agi sambil
memeluk Vani dengan mata hampir berkaca-kaca
“Udah,
Agi… Agi tak perlu nangis… Vani juga
sayang sama Agi…” Vani pun ikut menangis
“Kak Vani….
Anggi minta maaf…..” tiba-tiba Anggi masuk.
“Kak, maafin
Anggi…. Anggi salah…. Anggi tak seharusnya ngrebut Kak Agi dari kakak… Anggi
emang bodoh kak….” kata Anggi sambil menangis
“Udah lah dek,
nggak papa. Lain kali, jangan seperti itu dek, suka nge-fitnah orang yang
nggak-nggak… Kalau bilang suka, bilang langsung. Jangan sampe orang lain kena
imbasnya.”
“Iya kak,
maafin Anggi…. Ya udah kak, aku keluar dulu. Aku nggak mau ganggu kalian lagi”
Anggi mulai keluar
….
“Vani,
sekarang, mau nggak, Vani mulai dari nol lagi sama Agi??” Agi menembak Vani
lagi dengan sekuntum bunga mawar merah yang dia ambil dari vas bunga
“Iya, aku mau
mulai lagi dari nol sama Agi….”
Agi dan Vani
berpelukan. Tiba-tiba, dari luar ruangan lalu masuk….
“Wah-wah-wah….
Anak kita ceria lagi Ma” kata papa Vani
“Nah, gini
dilihatnya kan enak….” Mama Vani menambahkan
“Ciyyee, kak
Vani, so sweet….” Teriak Anggi di belakang papa dan mama Vani
“Apa sih
dek….”
“Kak,
sekarang, kakak jalani lagi hubungan kakak sama kak Agi yah…. Tenang aja, kalau
ada orang yang ganggu, Anggi bakal pukul orang itu….”
“Haha, bisa
aja kamu dek….. Iya dek, makasih yah….”
“Iya kak,
sama-sama”
“My baby Vani,
kalau udah sembuh, kita jalan-jalan lagi yah…”
“With
pleasure, my dear….”
“Iiih, gemes
aku” Agi mencubit pipi Vani
“Udah say,
sakit…..” Vani merintih kesakitan
Akhirnya Anggi mengakui kesalahannya. Dia tak akan mengejar kak Agi
lagi. Semenjak di rumah sakit Agi dan Vani menjalani hubungannya seperti sedia
kala. Penuh dengan canda, tawa, dan ceria.
Karya :
Nama : Novita
Purwatiningtyas
Kelas/No :
IX B/1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar