Sabtu, 13 Oktober 2012

Cerpenku


Cinta di Rumah Sakit     
Di sebuah sekolah ternama, SMP Mutiara Surabaya. Vani sedang mengajar siswa MOS kelas 7 di kelas 7A. Tiba tiba, datang seorang cowok menghampirinya.
“My baby Vani…..”
“Eh, my dear Agi……”
“Lagi apa say??”
“Ini, lagi ngajar adik-adik kelas…. Sayang kangen yah??”
“Aku kangen banget sama my baby Vani….”
                Sontak, semua adik-adik kelas 7 ramai, melihat tingkah laku kakak kelasnya. Ada juga yang diam, tak merespon. Salah satu adik kelas ada yang berteriak.
“Ciyyee…. Kak Vani, so sweet……”
“Apa sih dek…. Hehe…..”
“Siapa sih itu kak???”
“Oh, kenalin juga dek. Ini pacar kakak, namanya Kak Agi”
“Kak, boleh aku kenalan sama kak Agi?? Kak Agi, namaku Anggi. Kak Agi ganteng yah….”
“Iya dek, makasih atas pujiannya…. Kakak jadi malu….”
“Oh ya, my baby Vani, ntar jam 3 sore, kita jalan-jalan yah…..”
“With pleasure, my dear….”
“Iya udah, aku mau ke kantin dulu. Bye-bye my baby Vani…”
“Iya, bye-bye my dear Agi….”
                Cowok itu keluar dari kelas 7A. Vani pun mengajar adik-adiknya lagi. Dalam hati, Anggi berpikir, ia akan merebut Kak Agi dari Kak Vani. “Suatu saat, aku pasti mendapatkan dia.”
….
                3 hari MOS pun usai. Agi pergi ke perpustakaan. Ternyata, Anggi mengetahuinya. Dia pun ikut pergi ke perpustakaan. Sesaat setelah Agi mendapatkan buku, ia pun mulai membaca buku itu di meja tengah perpustakaan. Anggi pun menghampirinya.
“Kak Agi…. Lagi baca buku apa kak??”
“Lagi baca buku tentang Daur Ulang Sampah. Ini dek Anggi kan??”
“Iya kak, masak lupa…. Oh ya kak, kenapa kakak itu pacaran sama kak Vani?? Kak Vani itu orangnya suka marah-marah, suka cerita jelek tentang keburukan kakak…”
                Tak disangka, tak dinyana. Vani berada di perpustakaan itu juga. Dia mau menghampiri Agi, tetapi, dia sedang bicara berdua dengan Anggi. Akhirnya, Vani mengintip dibalik rak buku. Dia mencoba untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
“Iya kah dek??”
“Iya kak, kemarin dia itu cerita yang buruk tentang kakak. Dia sebenarnya nggak tulus sayang sama kakak.”
“Aku nggak percaya dek. Kakak udah lama pacaran 3 tahun dengan dia. Dia itu perhatian dek, nggak seperti yang kamu pikirin.”
                Karena tak kuasa menahan emosinya, Vani langsung menghampiri Agi dan Anggi dan menggebrak meja. “Braaakkk!!!!”
“Dek, apa maksud kamu jelek-jelekin kakak didepan Kak Agi??”
“Eh, kak Vani…. Kenapa kak, kok marah-marah”
“Nggak usah pura-pura lagi, ternyata, hati mu itu licik!!!”
“Oke. Sekarang, Kamu Agi, nggak usah ngomong lagi, kamu udah percaya sama dia. Mulai sekarang, kita putus!!!!!!!!”
“My baby Vani, nggak. Aku nggak mau kita putus. Dengerin penjelasan aku dulu…. Aku nggak….”
“Nggak apa??!!!! Nggak percaya lagi kan sama aku, karena mulut si dia!!!!”
Eh kak, kenapa kakak jadi salahin aku… Aku kan nggak salah apa-apa.”
“Mulut kamu masih bilang nggak salah!!!! Plaakk!!!!” Dia pun menampar Anggi.
“Apa kak!!!! Main tampar aja!!!!!!” Anggi pun menampar balik Vani. “Plaakk”
“Dasar kamu, nggak tau diri!!!” Vani menampar Anggi, tetapi dicegah Agi.
“Udah, udah…. Kita bisa selesaikan ini baik-baik…..”
“Terus, bela aja Anggi!!! Lepasin!!!” Vani pun lari ke kelasnya. Agi mengejar, tetapi, tangannya ditarik Anggi. “Sudahlah kak…. Jangan dikejar….”
Agi pun hanya terdiam. Dalam hatinya, ia tak ingin putus dengan Vani, yang selama ini mengisi hatinya…..
……
                 Vani lari dengan terengah-engah, nangis….. Tak kuat lagi, harga dirinya seperti diinjak-injak. Dia pergi ke kamar mandi sampai jam sekolah usai. Dia menangis, menangis, dan menangis…..
……
                Jam sekolah pun usai. Vani baru keluar dari kamar mandi. Dia bertemu dengan sahabatnya, Nyuri.
“Hey, kamu habis dari mana…..”
“Dari kamar mandi. Sorry, aku harus pulang sekarang. Bye-bye….”
“Bye-bye juga, hati-hati yah….”
                Vani langsung menaiki motornya, tanpa menunggu Agi. Tiba-tiba, Agi teriak dari belakang.
“My baby Vani, kita bareng pulangnya….”
Vani tak merespon apa-apa. Dia langsung pergi begitu saja. Agi pun terdiam. Dia putus asa. Dia tak mengejar Vani.
…..
                Ditengah jalan Vani tak bisa mengendalikan pikirannya. Dia tak sepenuhnya konsentrasi dijalan. Karena tak terkendari, akhirnya sewaktu dia belok ke kanan, dia tak melihat kaca spion nya, yang ternyata dibelakangnya adalah sebuah mobil Avanza. “Braaaakkkkk!!!!!!!!!”
3 hari kemudian,….
                Berita Vani tertabrak oleh mobil Avanza terdengar di telinga Agi, kekasih Vani. Agi kaget, mendengar  berita itu dari teman Vani.
“Apa?? Vani kecelakaan??? Tertabrak??? ” katanya
“Iya Gi, kamu harus cepet-cepet jenguk dia…. Dia pasti butuh kamu….” Kata Nandya, teman Vani
                Anggi yang mendengar bahwa Vani, kakak kelasnya itu kecelakaan, tak percaya. Dia menghampiri Agi.
“Apa kak??? Kak Vani kecelakaan??? Dimana kak???”
“Bukan saatnya cerita dek!! Kakak mau jenguk dia!! Dimana Vani dirawat, Nan??”
“Di rumah sakit Husada Gi.” Kata Nandya.
“Kak, aku ikut. Aku mau jelasin semuanya ke Kak Vani.”
“Ayo dek, cepat….”
                Agi dan Anggi bergegas ke rumah sakit. Sampai disana….
“Permisi mbak, mau nanya. Ruangan pasien yang bernama Vani Rangga Wijaya dimana ya mbak??? Korban tabrakan mbak….” Tanya Agi pada petugas administrasi
“Pasien yang bernama Vani Rangga Wijaya?? Di ruangan ICU Mas. Dari sini belok kanan, kemudian belok kiri. Disitu ruangan ICU.”
“Terima kasih mbak.”
“Sama-sama Mas.”
                Agi berlari menuju ruang ICU. Belum sampai disana, dia bertemu dengan Nyuri, sahabat Vani.
“Nyuri, dimana Vani???”
“Dia lagi diruang ICU. Tangannya patah.”
“Ya Tuhan….. Vani……..” Dia mulai berlari menuju ruang ICU
“Nggak!! Kata dia, kamu nggak boleh ketemu dia lagi. Apalagi dengan Anggi”
“Kak, maafin aku. Gara-gara aku, kak Vani jadi gini…”
“Udahlah, nggak usah sok manis lagi!! Hatimu itu licik!!” sela Nyuri
“Udah-udah…. Bukan saatnya berantem… Aku pengen ketemu dia!!!” dia lari ke ruang ICU
…..
Sampai didepan ruang ICU,…
“Ternyata, kamu Agi, penyebab Vani kecelakaan…. Kamu tak bisa menjaganya…. Om kecewa padamu!!!” papa Vani yang tiba-tiba marah kepada Agi. Agi hanya menunduk, diam. Anggi pun angkat bicara
“Om, maafkan Anggi. Sebenarnya saya yang menyebabkan kak Vani kecelakaan. Saya ingin kak Vani putus dengan kak Agi, agar saya bisa mendapatkan kak Agi… Sekarang saya mau jelasin ke kak Vani”
“Dasar anak nggak tau diri!!!” papa Vani marah
“Sudah-sudah pa… jangan marah-marah…. Ini rumah sakit……. Malu pa……. Nanti biarkan Anggi menjelaskan semuanya…….” Mama Vani menenangkan suasana.
Suasana pun hening kembali. Terdengar suara Vani dari ruang ICU yang baru siuman
“Aku dimana…….. Pa, Ma….. Vani dimana….”
Papa dan Mama Vani langsung lari menuju kamar Vani
“Sayang…. Papa, Mama disini. Kamu ada di rumah sakit. Sayang masih ngrasa sakit??” papa Vani mengajak bicara Vani dengan tenang.
“Ini pa, tangan Vani agak nyeri. Kok agak susah digerakin pa??”
“Sayang, kamu habis kecelakaan. Tangan kamu patah. Tetapi, sudah dioperasi. Sekarang tak apa-apa.”
Tok… tok… tok…. Suara orang mengetuk pintu dari luar.
“Masuk” kata papa Vani
“Vani, kamu tak apa-apa sayang??” kata Agi
“Udah lah Agi, kamu nggak usah sok peduli lagi padaku!!!!!! Kamu keluar!!!” teriak Vani
“Tap, tapi, tapi Van…”
“Pergiiii!!!!!!”
“Sayang, coba dengarkan Agi. Dia ingin menjelaskan semuanya padamu……”
“Tapi pa…”
“Coba dengarkan dia… Kamu bicara berdua dengannya. Papa akan keluar.”
…..
“Buat apa kamu kembali lagi??”
“Vani, aku cuma sayang sama kamu. Aku tak percaya apa yang dikatakan Anggi. Kita sudah pacaran 3 tahun. Aku tau sifat kamu itu seperti apa. Kamu tak seperti yang dia bilang. Vani itu orangnya baik, cantik, ramah, tak suka marah, murah senyum. Vani adalah orang yang sempurna dimata Agi…..”
“Nggak Agi, enggak…..”
“Vani, dengar Agi. Agi cuma sayang sama Vani, Agi hanya cinta sama Vani…..” kata Agi sambil memeluk Vani dengan mata hampir berkaca-kaca
“Udah, Agi…  Agi tak perlu nangis… Vani juga sayang sama Agi…” Vani pun ikut menangis
“Kak Vani…. Anggi minta maaf…..” tiba-tiba Anggi masuk.
“Kak, maafin Anggi…. Anggi salah…. Anggi tak seharusnya ngrebut Kak Agi dari kakak… Anggi emang bodoh kak….” kata Anggi sambil menangis
“Udah lah dek, nggak papa. Lain kali, jangan seperti itu dek, suka nge-fitnah orang yang nggak-nggak… Kalau bilang suka, bilang langsung. Jangan sampe orang lain kena imbasnya.”
“Iya kak, maafin Anggi…. Ya udah kak, aku keluar dulu. Aku nggak mau ganggu kalian lagi” Anggi mulai keluar
….
“Vani, sekarang, mau nggak, Vani mulai dari nol lagi sama Agi??” Agi menembak Vani lagi dengan sekuntum bunga mawar merah yang dia ambil dari vas bunga
“Iya, aku mau mulai lagi dari nol sama Agi….”
Agi dan Vani berpelukan. Tiba-tiba, dari luar ruangan lalu masuk….
“Wah-wah-wah…. Anak kita ceria lagi Ma” kata papa Vani
“Nah, gini dilihatnya kan enak….” Mama Vani menambahkan
“Ciyyee, kak Vani, so sweet….” Teriak Anggi di belakang papa dan mama Vani
“Apa sih dek….”
“Kak, sekarang, kakak jalani lagi hubungan kakak sama kak Agi yah…. Tenang aja, kalau ada orang yang ganggu, Anggi bakal pukul orang itu….”
“Haha, bisa aja kamu dek….. Iya dek, makasih yah….”
“Iya kak, sama-sama”
“My baby Vani, kalau udah sembuh, kita jalan-jalan lagi yah…”
“With pleasure, my dear….”
“Iiih, gemes aku” Agi mencubit pipi Vani
“Udah say, sakit…..” Vani merintih kesakitan
                Akhirnya Anggi mengakui kesalahannya. Dia tak akan mengejar kak Agi lagi. Semenjak di rumah sakit Agi dan Vani menjalani hubungannya seperti sedia kala. Penuh dengan canda, tawa, dan ceria.







Karya :
Nama                            : Novita Purwatiningtyas
Kelas/No                       : IX B/1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates

About